Skip to content

IBEC FEB UI

Home » Artikel » Press Release: LEFO April 2025

Press Release: LEFO April 2025

Oleh: Departemen Kesma 2025


Pada Jumat, 14.00 –17.40 WIB, kegiatan LEFO berlangsung di Ruang A.109 dengan format tanya jawab antara peserta dan pengurus kejur (kepengurusan jurusan). Para peserta yang terdiri dari perwakilan IBEC Kak Sofia sebagai Ketua Umum IBEC, perwakilan BPM Kak Ghalib sebagai AI BPM dan BPH serta Staff Departemen Kesejahteraan Mahasiswa yang bertugas, forum ini menghadirkan beragam pertanyaan sekaligus jawaban terkait kurikulum, program magang, pengembangan soft skills, serta rencana kerja jurusan ke depannya. Di sisi lain, kejur menjawab secara langsung dengan menghadirkan para Ketua Jurusan, sehingga diskusi berjalan interaktif dan implementatif.

Selama sesi tersebut, Ketua Jurusan memberikan penjelasan mendetail mengenai beberapa permasalahan diantara mahasiswa IEI BI di berbagai semester seperti, prosedur magang dan akreditasi, hingga strategi penguatan karakter mahasiswa melalui program-program himpunan. Beberapa isu seperti segregasi antar kelompok studi dan minimnya informasi lintas jurusan juga diangkat, dan segera ditindaklanjuti dengan rencana penyusunan forum komunikasi rutin serta workshop kolaboratif. Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa LEFO berhasil memfasilitasi dialog konstruktif, memetakan solusi praktis, dan memperkuat sinergi antara mahasiswa dengan jajaran jurusan.

LEFO terdiri dari dua sesi, yaitu sesi pemaparan dan sesi KBKM, yang pertama adalah sesi pemaparan kondisi setiap angkatan dari para ketua jurusan. Disini para ketua jurusan menjelaskan kondisi dalam bentuk perkembangan maupun permasalahan, para ketua jurusan lain pun dapat memberikan saran dan solusi dari setiap permasalahan di angkatan lainnya, khususnya angkatan yang terdahulu, yang mungkin telah mengalami beberapa permasalahan angkatan yang sama.

Sesi Pemaparan Kondisi dan Tanggapan Bersama

Kak Syafiq (Angkatan 2021)
Angkatan 2021 masih dalam tahap pengerjaan skripsi, saat ini sedang menyelesaikan Bab 3 dan akan seminar hasil Bab 4–5 pekan depan. Tantangan yang dihadapi mencakup rasa cemas saat menjalankan analisis data dan banyaknya hambatan, termasuk kesibukan dosen pembimbing yang juga mempersiapkan ibadah haji. Secara sosial, terdapat pemisahan kultural antara IEI dan BI yang semakin melebar karena berbagai urusan personal masing-masing. Kecenderungan individualisme muncul saat mahasiswa lebih memilih bergaul sesuai kelompok dominan di IEI atau BI. Padahal sebelumnya, mereka yang merasa kurang percaya diri di satu jurusan bisa merasakan dukungan di jurusan lain. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar semua angkatan tetap terangkai—menghindari segregasi dalam forum yang sebenarnya tidak berkaitan langsung—serta saling membantu memenuhi kebutuhan yang tak bisa dipenuhi sendiri. Di samping itu, dianjurkan untuk mendorong studi ke luar negeri agar membuka peluang seluas-luasnya, meski persaingan karir sering membuat informasi pencapaian enggan dibagikan.

Kak Dafid (Angkatan 2022)
Kebijakan magang berubah mendadak setelah program MSIB dihapus, padahal magang wajib sebagai syarat kelulusan di FEB. Banyak penolakan muncul karena prodi melarang magang pada semester aktif, meski peluang di perusahaan cukup besar. Akhirnya, mahasiswa mengambil semester 6 untuk kuliah, bukan magang. Di sisi positif, banyak yang menempuh mata kuliah lintas jurusan sehingga saling mengenal. Sebagian nekat magang sembari kuliah, meski dianggap mengabaikan perkuliahan, atau menambah sertifikasi sebagai jalan pintas. Prodi menilai ini sebagai upaya menghindari kuliah, memicu konflik berkelanjutan. Maka perlu dibuka forum komunikasi yang lebih kuat, karena magang saat liburan dianggap kurang ideal akibat durasi singkat dan kebutuhan istirahat. Keputusan prodi soal magang memegang peran besar dalam menentukan kebermanfaatan mahasiswa.

Kak Jundi (Angkatan 2023)
Angkatan 2023 sudah menjalani berbagai mata kuliah peminatan IEI dan BI, namun tanpa segregasi masif. Sorotan utama adalah bobot dan tujuan program studi IEI BI yang belum kokoh sebagai pilar keunggulan—mata kuliah dianggap setengah-setengah sehingga keterampilan akhir belum mencapai standar keunggulan. Kursus syariah dipandang kurang efisien, padahal dapat digantikan dengan mata kuliah yang memberi bobot lebih luas. Tantangan eksistensi muncul karena jurusan belum memvalidasi keunggulannya lewat kurikulum, dan solusi mutlak sulit ditemukan karena bergantung pada penerapan dan pemahaman tiap individu.

Asla (Angkatan 2024)
Permasalahan utama angkatan 2024 masih seputar ketidakhadiran mahasiswa di perkuliahan dan UTS, serta isu personal yang sulit dikendalikan. Selain itu, mulai tampak jarak antar IEI dan BI karena pemisahan kelas FRG sesuai jurusan. Dibutuhkan berbagai pendekatan dan metode interaksi untuk memastikan tiap mahasiswa angkatan merasakan rasa kebersamaan dalam IEI BI.

Setelah selesai berdiskusi dan menyampaikan permasalahan dan proyeksi setiap angkatan kedepannya, bersama para ketua jurusan. Kini, LEFO bergeser ke sesi kedua yakni sesi KBKM, Kalian Bertanya Kejur Menjawab. Disini, para ketua jurusan akan menjawab beberapa pertanyaan yang telah diajukan setiap angkatannya melalui Google Forms yang telah disebar sebelumnya. Selesainya sesi KBKM pada pukul 17.40, menandakan usainya acara LEFO pada hari ini. Berbagai aspirasi dan inspirasi yang telah disalurkan melalui ketua jurusan diharapkan dapat memberikan dampak perubahan ke arah yang lebih baik di Jurusan IEI-BI dari angkatan 2021 hingga 2024.