Skip to content

IBEC FEB UI

Home » Artikel » Ironi Masyarakat Indonesia: Candu Judi dan Image Bangsa Religi

Ironi Masyarakat Indonesia: Candu Judi dan Image Bangsa Religi

  • I-Share

Oleh: Muhammad Haiqal Fauzi IEI’22

Pendahuluan

Praktik judi online di Indonesia terus meningkat dari tahun 2017. Sejak tahun tersebut hingga tahun 2022, telah terjadi 157 juta transaksi judi online dengan total partisipasi masyarakat senilai Rp52 Triliun dan perputaran uang hampir senilai Rp200 Triliun. Bahkan, tahun ini sudah melebihi Rp200 Triliun. Dilansir dari cnnindonesia.com, Ketua Biro Humas PPATK, Natsir Kongah, mengatakan bahwa perputaran uang tersebut termasuk kepentingan taruhan, pembayaran kemenangan, biaya penyelenggaraan perjudian, transfer antar-jaringan bandar, serta transaksi dengan tujuan yang diduga pencucian uang yang dilakukan oleh jaringan bandar. Mirisnya, berdasarkan data PPATK, pemain judi online melibatkan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu pelajar, mahasiswa, buruh, petani, ibu rumah tangga, dan pegawai swasta. Persentasenya adalah hampir 79% dari total pemain judi di Indonesia atau sekitar 2,1 juta dari 2,7 juta pemain judi di Indonesia.

Tentu saja, pemerintah tidak tinggal diam untuk memberantas judi. Beberapa cara telah dilakukan, yaitu melakukan pemblokiran situs judi online, termasuk media sosial. Namun, pemblokiran tersebut terkesan sia-sia, ternyata situs-situs baru bermunculan dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, pemerintah juga memblokir rekening terkait judi dan penangkapan bandar judi. Bahkan, pemerintah melalui Bareskrim Polri, telah memeriksa selebriti yang diduga mempromosikan judi.

Menggali Akar Masalah dan Konsekuensinya

Perjudian tidak langsung terjadi begitu saja terdapat beberapa faktor yang membuat seseorang bermain judi, contohnya adalah sebagai berikut

  1. Faktor ekonomi. Pada pasca pandemi ini, judi dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang dengan kemudahan yang ditawarkan, apalagi judi online yang saat ini marak terjadi hanya membutuhkan modal yang sedikit, yaitu di bawah Rp100 ribu. Bahkan, dilansir dari bbc.com, seseorang di Jakarta pernah dengan modal Rp10 ribu berhasil untung senilai Rp17 juta.
  2. Faktor penasaran juga menjadi alasan orang bermain judi. Terdengar sepele, tetapi akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya. Rasa penasaran membuat seseorang mencoba dengan alasan keingintahuan. Setelah mengalami kemenangan, rasa ingin menang justru semakin besar. Hal tersebut dapat diperparah setelah mengalami kekalahan, yaitu menimbulkan keinginan untuk mengembalikan modal dan begitu pula seterusnya. Maka berdasarkan gambaran tersebut, bermain judi dapat membuat kecanduan.

Sebagai konsekuensinya dampak yang timbul dari bermain judi juga dapat mengganggu kesehatan mental. Seseorang yang kalah dalam perjudian dapat mengalami stres, cemas, depresi, dan sulit mengontrol emosi. Di sisi ekonomi, bermain judi dapat menyebabkan kerugian hingga harta terkuras. Bahkan, beberapa kasus kriminal disebabkan oleh kesulitan keuangan untuk membayar kerugian judi, baik dari segi pinjaman, maupun pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu, dampak ekonomi yang disebabkan oleh judi dapat menjalan hingga munculnya kriminalitas. 

Kita dapat mengambil contoh yang dikutip dari BBC.com. seseorang yang disamarkan namanya tergiur dengan temannya yang mendapatkan motor setelah bermain judi togel online. Ia mencoba dengan modal Rp500 ribu dan memenangkan uang senilai Rp7 juta dalam semalam.  Setelah itu, ia kecanduan hingga hampir setiap harus mencoba pertaruhannya. Namun, kemenangan yang ia dapat tidak sebesar saat pertama kali mencoba hingga akhirnya mengalami kekalahan. Setelah itu, ia menggadaikan BPKB mobilnya untuk mendapat pinjaman, meskipun pada akhirnya ia jual juga untuk membayar pinjaman tersebut. Di lain kasus, dua orang karyawan minimarket di Jakarta melakukan rekayasa perampokan dan minimarket mengalami kerugian hingga Rp95 juta dengan motif karena utang judi online. Maka dari itu, fenomena ini sudah seharusnya menjadi tamparan bagi bangsa Indonesia untuk memperbaiki tatanan hidup masyarakatnya.

Dilihat dari Kacamata Islam

Sangat miris ketika mendengar bahwa nilai perputaran uang atau kecepatan perpindahan uang dalam perjudian di Indonesia sangat besar. Tentu saja menodai bangsa Indonesia yang terkenal dengan memegang nilai keagamaan, khususnya nilai keislaman apalagi Indonesia pernah dinobatkan menjadi negara paling religius berdasarkan riset Pew Research Center tahun 2020. Padahal, Islam telah melarang umatnya untuk mengundi nasib. Jika dilihat dari sisi prinsip umum maqashid syariah perbuatan judi sangat jauh tidak sesuai, yaitu menjaga agama harta, akal, jiwa, dan keturunan. Seseorang yang melakukan perbuatan judi sudah jelas ia tidak menjaga agama, sebagaimana tertuang dalam QS. Al Maidah ayat 90

  • يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝٩٠

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” (QS. Al Maidah/5:90). 

Kemudian, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa judi dapat menyebabkan kecanduan merupakan contoh tidak menjaga akal karena merusak pikiran dan jiwa karena pemenuhan kebutuhan jasmani bisa saja tidak terpenuhi akibat terlalu asik bermain judi. Setelah itu, dilihat dari akibat yang ditimbulkan adalah krisis keuangan dan hal ini menggambarkan bahwa seorang pemain judi adalah orang yang tidak menjaga harta. Hal tersebut dapat diperparah apabila sudah sampai dicontoh oleh keluarga sehingga berpotensi meninggalkan generasi yang lemah, maka termasuk tidak menjaga keturunan.

Selain itu, kita bisa melihat dari sudut pandang Islamic Worldview. Islamic Worldview adalah cara pandang umat Islam mencakup belief (keyakinan), kemudian membentuk value (nilai), dan kemudian membentuk behavior (perilaku). Tiga cakupan tersebut saling berkaitan, jadi jika salah satunya ditinggalkan, akan mempengaruhi cakupan yang lainnya. Dalam konteks judi, perilaku judi tidak sesuai dengan keyakinan di mana Islam telah melarang mengundi nasib sehingga dapat disebut tidak sesuai dengan belief. Secara nilai, berjudia tidaklah sesuai dengan nilai Islam. Maka dari itu, berdasarkan gambaran di atas, perjudian tidak sesuai dengan Islamic Worldview.

Mencari Alternatif Pamungkas untuk Menyelamatkan Bangsa

Fenomena maraknya judi online di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Orang-orang berpenghasilan rendah dan pelajar terlibat di dalamnya. Hal ini tentu saja mengancam masa depan bangsa karena menandakan betapa rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah tidak tinggal diam untuk mengatasi maraknya perjudian online. Namun, cara yang dilakukan ternyata kurang efektif. Maka dari itu, perlu cara lain yang lebih efektif dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah perjudian ini. Berikut cara yang dapat dilakukan:

  1. Meningkatkan Edukasi Tentang Bahaya Judi dan Literasi Keuangan

Pemerintah dapat melakukan edukasi tentang bahaya perjudian. Cara ini akan berjalan efektif jika seluruh elemen masyarakat mau bahu-membahu memberantas bahaya judi. Kenapa bisa demikian? Jika judi membuat orang kecanduan, judi bersifat inelastis. Artinya, ketika sebuah penyelenggara judi ditutup atau diblokir, penjudi akan beralih ke penyelenggara lain dan membuat penyelenggara tersebut untung lebih besar. Sebaliknya, edukasi yang berhasil mencegah orang-orang bermain judi, berpotensi merugikan penyelenggara judi. 

Pemerintah dapat melakukan cara ini melalui seminar atau penyuluhan di instansi pendidikan, seperti sekolah menengah dan pendidikan informal. Selain itu, dapat dilakukan juga melalui lembaga kemasyarakatan, seperti membuat kajian di masjid-masjid tentang ekonomi syariah. Materi yang disampaikan pun tidak hanya tentang bahayanya transaksi ilegal dan haram (judi, riba, gharar, dan lain-lain), tetapi juga menyadarkan masyarakat agar melek keuangan, seperti pemahaman tentang bisnis, cara investasi, dan lain-lain.

  1. Memonopoli Situs Judi

Cara kedua ini berdasarkan pengalaman pada rokok, yaitu pemerintah perlu lebih ketat dan dekat mengawasi rokok, mulai dari produksi hingga ke tangan konsumen agar tidak terjadi penyelundupan narkoba dan pelarangan iklan bentuk fisik rokok. Maka dari itu, dengan cara ini, pemerintah dapat ‘merangkul’ judi dan menerapkan batas minimal deposit yang tinggi dan mengenakan pajak yang besar. Hal tersebut bertujuan agar pemain judi bisa tersaring hanya untuk masyarakat kelas atas dan penarikan pajak kepada mereka dan dicatat sebagai pendapatan negara.

Di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat beberapa negara bagiannya telah menerapkan cara seperti ini. Mereka memfokuskan judi hanya pada masyarakat kalangan orang kaya saja karena tujuan mereka bermain bukan untuk mengubah nasib seperti yang terjadi di Indonesia saat ini, melainkan hanya sebagai sarana hiburan semata. Negara tetangga Indonesia, Singapura, berhasil meraup Rp43 Triliun dari perjudian atau 4% dari pendapatan negara. Sebenarnya, pada tahun 1967, Indonesia pernah melegalkan perjudian, yaitu di DKI Jakarta dan berhasil mendongkrak pendapatan Pemerintah DKI Jakarta saat itu, tetapi di sisi lain masih sangat kurang matang karena banyak memakan korban orang miskin dan masyarakat menjadi kurang produktif. 

Solusi di atas memang bukan hal yang mutlak, perlu banyak pertimbangan untuk diimplementasikan. Pada dasarnya, seluruh elemen masyarakat harus memiliki komitmen untuk memberantas segala aktivitas judi.

Kesimpulan

Maka dari itu, kesimpulannya adalah fenomena judi online yang saat ini terjadi sangat berpotensi merusak generasi bangsa. Sebagai bangsa yang memegang teguh nilai keagamaan, sudah sepatutnya agama menjadi landasan dalam berkehidupan. Di dalam agama Islam sendiri, perjudian sangat dilarang. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah konkrit khususnya dari pemerintah untuk memberantas perjudian.

Referensi

Adinda, P. (2021, Maret 4). Riset Pew: Indonesia Negara Paling Religius di Dunia, Mengalahkan Negara Timur Tengah. Asumsi.co. Retrieved November 16, 2023, from https://www.asumsi.co/post/59299/hasil-riset-pew-indonesia-negara-paling-religius-di-dunia-mengalahkan-negara-timur-tengah/

Dewi, I. R. (2023, September 27). Warga RI Habis Rp 190 Triliun Buat Judi Online, Ini Datanya. CNBC Indonesia. Retrieved November 14, 2023, from https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230927112132-37-475928/warga-ri-habis-rp-190-triliun-buat-judi-online-ini-datanya

Jaya, F. (2023, September 29). Mengapa judi ‘online’ masih marak meskipun sudah ada aturan pidananya? The Conversation. Retrieved November 14, 2023, from https://theconversation.com/mengapa-judi-online-masih-marak-meskipun-sudah-ada-aturan-pidananya-213736

Jaya, F. (2023, September 30). Mengapa orang bisa kecanduan bermain judi ‘online’? The Conversation. Retrieved November 14, 2023, from https://theconversation.com/mengapa-orang-bisa-kecanduan-bermain-judi-online-213742

Ngomongin Uang. (2023, November 5, Judi Online Bisa Memicu Krisis Ekonomi Indonesia https://youtu.be/zWd3Bco3WlY?si=YA1L52Sj8rngjdTP

Purwoko, S. A. (2023, April 11). 5 Dampak Negatif Akibat Kecanduan Judi Online. Hello Sehat. Retrieved November 15, 2023, from https://hellosehat.com/mental/kecanduan/dampak-negatif-judi/

S, H. (2022, November 15). Mencegah Game Judi Online Melalui Pendekatan Maqasid Syari’ah – Serambinews.com. Serambinews.com. Retrieved November 14, 2023, from https://aceh.tribunnews.com/2022/11/15/mencegah-game-judi-online-melalui-pendekatan-maqasid-syariah?page=4

Simamora, M. (2023, May 4). Sederet Bukti Judi Online Picu Kriminalitas: Kapan Bakal Ditumpas Habis? Kumparan. Retrieved November 14, 2023, from https://kumparan.com/kumparannews/sederet-bukti-judi-online-picu-kriminalitas-kapan-bakal-ditumpas-habis-20KvOql27iG

Subakti, R. (2023, October 8). Judi Online Marak di Kalangan Pelajar, Bukti Literasi Masyarakat Rendah | Republika Online. Ekonomi. Retrieved November 13, 2023, from https://ekonomi.republika.co.id/berita/s26u4d370/judi-online-marak-di-kalangan-pelajar-bukti-literasi-masyarakat-rendah

Sunda, U. (2023, March 26). Ngerinya Dampak Judi Online Slot, Jangan Coba-coba Main! Rakyat Merdeka. Retrieved November 15, 2023, from https://rm.id/baca-berita/life-style/165871/ngerinya-dampak-judi-online-slot-jangan-cobacoba-main

Sutisno, P. T. (n.d.). Perlukah Pemerintah Indonesia Melegalkan Judi dan Togel? – PELATIHAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DAN KEPEMIMPINAN (P2KK) | Universitas Muhammadiyah Malang. p2kk UMM. Retrieved November 14, 2023, from https://p2kk.umm.ac.id/id/pages/detail/artikel/perlukah-pemerintah-indonesia-melegalkan-judi-dan-togel.html

Tim BBC. (2022, May 11). Judi online marak di Indonesia: ‘Uang tabungan habis, mobil saya jual’. BBC. Retrieved November 16, 2023, from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61404363

Tim CNN Indonesia. (2023, September 28). Fakta-fakta Transaksi Judi Online, Total Taruhan Hingga Profil Pemain. CNN Indonesia. Retrieved November 13, 2023, from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230927193847-192-1004595/fakta-fakta-transaksi-judi-online-total-taruhan-hingga-profil-pemain/1

Tim CNN Indonesia. (2023, October 10). 2,1 Juta Orang Miskin Main Judi Online, Taruhan di Bawah Rp100 Ribu. CNN Indonesia. Retrieved November 15, 2023, from https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231010124733-92-1009341/21-juta-orang-miskin-main-judi-online-taruhan-di-bawah-rp100-ribu

Tim Okezone. (2022, May 11). Judi Slot Online Menjamur, Modal Rp10 Ribu Untung Rp17 Juta : Okezone Economy. economy.okezone.com. Retrieved November 16, 2023, from https://economy.okezone.com/read/2022/05/11/320/2592576/judi-slot-online-menjamur-modal-rp10-ribu-untung-rp17-juta

Ulfa, M. (2023, September 13). Lebih Baik Beli Saham Blue Chip 100 Lot Daripada Judi Slot. IDX Channel. Retrieved November 14, 2023, from https://www.idxchannel.com/market-news/lebih-baik-beli-saham-blue-chip-100-lot-daripada-judi-slot

Yulianto, H. S. (2022, December 19). Cara Keluar dari Jerat Judi Online untuk Anak Muda. Bola.com. Retrieved November 14, 2023, from https://www.bola.com/ragam/read/5157591/cara-keluar-dari-jerat-judi-online-untuk-anak-muda#google_vignette