Oleh: Departemen Kesma IBEC FEB UI 2025
Pada hari Rabu, 17 September 2025 telah dilaksanakan salah satu program kerja Departemen Kesejahteraan Mahasiswa pada tahun ini, yaitu Evaluasi Prodi. Evaluasi Prodi merupakan program kerja Kesma IBEC untuk meningkatkan kualitas dan relevansi program studi IEI-BI dalam memenuhi standar yang diharapkan dan dibutuhkan mahasiswa IEI-BI.
Evaluasi Prodi 2025 dilaksanakan secara luring di Gedung A Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dihadiri oleh ketua prodi Ilmu Ekonomi Islam, ketua prodi Bisnis Islam, para dosen, pihak prodi, fungsionaris IBEC dan 53 peserta.
Evaluasi Prodi dimulai pada pukul 14.00 WIB, diawali dengan pembukaan MC dilanjutkan pembacaan tilawah selanjutnya ucapan sambutan oleh ketua umum IBEC FEB UI, ketua prodi Ilmu Ekonomi Islam, dan ketua prodi Bisnis Islam. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemaparan hasil data evaluasi Prodi Ilmu Ekonomi Islam dan Bisnis Islam tahun 2025. Setelah itu, peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan dan bertanya yang akan ditanggapi oleh ketua prodi Ilmu Ekonomi Islam dan ketua prodi Bisnis Islam. Dengan selesainya sesi tanggapan dan tanya jawab, ketua angkatan memberikan aspirasi yang dimiliki setiap angkatan. Setelah itu, acara evaluasi prodi ditutup dan dilanjutkan dengan foto bersama.
Berikut hasil diskusi pada saat acara Evaluasi Prodi 2025 berlangsung:
Akademik
1. Tanggapan Bu Irfani
Prodi akan segera menindaklanjuti Mata Kuliah yang bersifat redundant, termasuk kurangnya membahas literatur klasik. Harapannya ke depan akan dibahas lebih mendalam dengan pendekatan studi kasus yang akan di follow up ke dosen. Ada wacana mereplikasi beberapa mata kuliah dari Ilmu Ekonomi untuk diversifikasi topik skripsi, termasuk isu lingkungan. Mahasiswa diharap tidak mengambil terlalu banyak mata kuliah saat magang agar optimal.
2. Pertanyaan dari Kak Rifka
Terkait mata kuliah pilihan, ketika mengambil mata kuliah di Ilmu Ekonomi, pendaftaran ditolak karena sudah penuh, padahal hanya terdapat 3–4 mahasiswa yang mendaftar. Apakah dari pihak prodi memungkinkan adanya negosiasi agar kuota dapat dilonggarkan?
- Jawaban dari Ibu Dhani
Terdapat kendala seperti kurangnya dosen dan batasan SKS untuk mengajar. Apabila melebihi ketentuan, khawatir proses pembelajaran tidak optimal serta terdapat risiko beban mengajar yang tidak terakomodasi dalam sistem pembayaran.
3. Pertanyaan dari Kak Jundi
Ada kebingungan memilih mata kuliah karena perbedaan kurikulum 2023 yang tidak sejelas arahnya seperti 2024. Pertanyaannya apakah mata kuliah redundan menggeser slot mata kuliah lain. Mata kuliah ALK dan EIH diminati mahasiswa BI, sementara mahasiswa penelitian membutuhkan dasar melalui Mikro I dan II.
- Jawaban dari Bu Dhani
Kurikulum 2023 masih mengacu pada kurikulum 2020 tanpa penjurusan, namun topik skripsi sudah dikerucutkan. Kurikulum 2024 menambahkan arahan agar semester 5–6 lebih relevan dengan topik skripsi; solusinya mahasiswa dapat mengambil mata kuliah pilihan atau nyodok untuk menyesuaikan. Mata kuliah redundan dan SKS bertambah akibat Kurikulum Merdeka yang menaikkan SKS pilihan dari 9 menjadi 20. Mahasiswa BI tidak wajib Makro, tetapi mahasiswa IEI perlu Mikro I, sehingga diusulkan menjadi pilihan. Mata kuliah PEI menanggapi masukan mahasiswa Bisnis Islam terkait pembelajaran makro. Perubahan kurikulum hanya bisa dilakukan setiap empat tahun, namun masukan mahasiswa tetap menjadi pertimbangan.
Pembimbing Akademik, Dosen, dan Asistensi Dosen
1. Tanggapan Bu Dhani
Prodi sedang berusaha memaksimalkan peran dan waktu dosen serta transparansi nilai ke mahasiswa. Pemilihan asisten dosen untuk Bisnis Islam dan Manajemen dilakukan bersama, termasuk evaluasi yang tidak maksimal. Mata kuliah SPPEI bergantung pada prodi IEI, sedangkan PEI sedang dipertimbangkan untuk asistensi.
2. Tanggapan Bu Irfani
Standar pengajaran mengacu pada silabus, namun kualitas mengajar tidak sepenuhnya dapat dikontrol; yang penting dosen tetap sesuai silabus dan kelas interaktif. Beberapa mata kuliah menuntut standar tinggi, sehingga mahasiswa diminta meningkatkan kualitas belajar, dan dosen akan membahas lebih banyak studi kasus. Prodi tidak menyarankan asistensi asdos hanya online, menekankan komitmen penuh. Mata kuliah yang diminta mahasiswa akan dipertimbangkan, dan asistensi dosen untuk EKI sedang dibuka.
3. Tanggapan dan Pertanyaan Kak Sofia
Mahasiswa umumnya menemui Pembimbing Akademik hanya saat ujian atau pengisian IRS, sehingga jarang bertemu PA. Beberapa pengajuan mata kuliah ditolak karena dianggap tidak relevan dengan jurusan, padahal mahasiswa sudah berusaha mencari informasi dari prodi atau fakultas lain. Selain itu, muncul pertanyaan mengapa prodi Bisnis Islam tidak bisa membuka lowongan asistensi secara mandiri.
- Jawaban Bu Dhani
Pengajuan mata kuliah ditolak karena mahasiswa terkadang tidak memperhatikan prasyarat sehingga kini mewajibkan persetujuan dari dosen PA. Rekrutmen asisten dosen (asdos) dilakukan terpusat di Departemen Manajemen dan Bisnis Islam, sehingga mahasiswa BI tidak bisa mendaftar mandiri kecuali untuk mata kuliah PEI.
Fasilitas dan Prodi
1. Tanggapan Bu Irfani
Mahasiswa yang ingin mengikuti pelatihan soft skill diminta berkomitmen hadir dan menjelaskan soft skill yang ingin dipelajari. Pelatihan bersertifikasi (3–4 juta) hanya diinformasikan karena tidak ada skema bantuan. Informasi mendadak karena sumbernya juga memberikan mendadak tetapi prodi akan tetap menyampaikan; untuk skripsi, pemberitahuan diusahakan lebih awal. Pengurusan atau informasi yang biasanya disuruh karena perlu keputusan pihak lain, dan surat untuk KKI diperlukan karena unit berbeda.
2. Tanggapan Asla
SIAK-NG beberapa kali terlambat (semester 2 BI: FRG; semester 3 IEI: MK & Mikro), perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan persepsi prodi lain didahulukan. Selain itu, kelas Tasawuf di A.301 over capacity; beberapa mahasiswa tidak mendapat kursi dan sulit menjangkau bagian belakang.
- Jawaban Bu Dhani
Terkait SIAK, perlu koordinasi dengan prodi lain karena terkadang pihak yang membuka tidak menyadari bahwa prodi ini juga mengambil mata kuliah tersebut. Untuk ruangan prodi akan berkomunikasi dengan Birpend untuk menindaklanjuti hal ini.
3. Tanggapan Kak Jundi
Perubahan di SIAK NG, baik terkait dosen maupun kelas, terjadi bahkan setelah perkuliahan dimulai.
- Jawaban Bu Irfani dan Bu Dhani
Saat SIAK-WAR, prodi memantau ketimpangan jumlah mahasiswa dan melakukan pemerataan serta optimalisasi untuk kepentingan mahasiswa dan dosen. Tindakan ini bukan dilakukan semena-mena, meski terkadang mahasiswa masih mementingkan kepentingan pribadi. Kedepannya, perubahan terkait kelas atau dosen tidak akan dilakukan setelah perkuliahan dimulai.
4. Pertanyaan Kak Daffa
Prodi IE memiliki program di mana magang selama 50 jam dapat dikonversi menjadi 1 SKS, sehingga bisa dijadikan mata kuliah pilihan. Bagaimana dengan kebijakan prodi terkait magang? karena magang dianggap krusial untuk pengalaman kerja.
- Jawaban Bu Irfani
Keterbatasan ini merupakan dampak dari kebijakan pendidikan sebelumnya. Kurikulum konversi magang belum jelas koordinasinya, namun saat ini magang dapat dikonversi menjadi 2 SKS. Mahasiswa yang ingin pengalaman magang di luar kampus disarankan untuk terlebih dahulu mendatangi prodi untuk mencari informasi.
5. Pertanyaan Kak David
Magang menimbulkan ketimpangan pengalaman antar mahasiswa, sehingga pengalaman mahasiswa tidak merata terutama di angkatan 2022 terdapat kekosongan mengenai kebijakan magang.
- Jawaban Bu Dhani
Program MBKM membuka banyak kesempatan magang, namun prodi ingin prosedurnya jelas. Pada semester 7 untuk mahasiswa BI, MBKM dibuka tetapi ada 2 mata kuliah yang harus diambil sehingga prodi hanya bisa memfasilitasi konversi 2 SKS. Jika prodi membuka kerja sama sendiri, jumlah peserta terbatas sehingga tidak adil. Oleh karena itu, pengambilan magang diserahkan pada mahasiswa secara mandiri dan ada opsi magang non-SKS. Mahasiswa yang belum memiliki tempat magang disarankan untuk menanyakan informasi terlebih dahulu pada ketua angkatan agar pendekatannya sesuai dengan jumlah peserta.
4. Skripsi, Magang, Karir, dan IBORN
1. Tanggapan Bu Irfani
Skripsi merupakan tahap terminal untuk menguji akumulasi hard skill dan soft skill. Mahasiswa diharapkan aktif mempersiapkan ide, topik, dan persyaratan sebelum menemui dosen pembimbing, serta memanfaatkan mata kuliah seminar secara maksimal. Jika dosen pembimbing kurang komitmen, mahasiswa dapat menyampaikan ke prodi. Disertasi atau skripsi di PSB juga bisa dijadikan referensi. Soal magang itu masih perlu didiskusikan terutama bagi yang belum mendapatkan tempat magang karena perlu dilihat secara keseluruhan. Prodi sebenarnya terbuka, jadi bisa langsung disampaikan ke prodi terkait yang perlu disampaikan jika terdapat kendala.
2. Tanggapan Bu Dhani
Terkait formatting dalam skripsi, prodi akan terlebih dahulu mengumpulkan materi jika ingin dibuatkan untuk seminar, kemudian didiskusikan bersama PSB. Selain itu, sheet topik dan judul skripsi mahasiswa akan diusahakan menjadi satu file agar menghindari kesamaan topik antar mahasiswa.
3. Tanggapan Asla
Tugas IBORN untuk tahun ini cukup banyak sebaiknya dibuat lebih berbobot, misalnya wawancara dengan kakak tingkat agar career path mahasiswa baru lebih tergambarkan.
- Tanggapan Bu Irfani dan Bu Dhani
Prodi setuju jika penugasan IBORN dibuat tidak hanya untuk menambah kesibukan saja, tapi coba cari yang lebih memberikan value added untuk maba ketika mengawali perkuliahan atau mempersiapkan masa kuliah, supaya mereka lebih paham dan tidak bingung lagi. Prodi juga mengakui adanya tantangan dalam menyelenggarakan presentasi kurikulum, yang bersifat fun atau interaktif saat menjelaskan di acara IBORN.
Dengan diselenggarakannya kegiatan Evaluasi Prodi 2025, diharapkan dapat membantu menjembatani komunikasi mengenai aspirasi yang disampaikan oleh para mahasiswa IEI-BI untuk prodi IEI-BI dalam memenuhi standar yang diharapkan dan dibutuhkan mahasiswa IEI-BI.