Skip to content

IBEC FEB UI

Home » Artikel » Press Release: Diskusi Bersama DEKS Bank Indonesia

Press Release: Diskusi Bersama DEKS Bank Indonesia

Pada hari Rabu, 17 April 2024, Departemen Keilmuan IBEC FEB UI dan beberapa perwakilan IBEC FEB UI berkesempatan untuk melakukan diskusi bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia dengan tema “Quo Vadis Ekonomi Islam: Navigasi Masa Depan di Tengah Tantangan Global dan Peluang Inovasi”. Acara ini dilaksanakan di Graha Binakarsa, Jakarta Selatan, dimulai dari pukul 14.00 hingga 16.30 WIB. Narasumber dari pihak DEKS BI ialah Pak Rifki Ismal, Deputi Direktur DEKS BI, yang diwakili oleh Bapak Ali Sakti, Ekonom Senior DEKS BI.

Sesi dibuka dengan sambutan oleh perwakilan pengurus inti IBEC FEB UI, Addysha Syaputri, Ketua Umum IBEC FEB UI, terkait diskusi bersama ini. Dalam sambutannya, ditekankan harapannya mahasiswa dapat lebih banyak berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia serta dapat memberikan kebermanfaatan bagi DEKS BI selaku narasumber. Kemudian, disambung dengan pemaparan singkat oleh Pak Ali Sakti.

Pemaparan materi dibuka dengan penekanan fungsi DEKS BI sebagai makroprudensial, kebijakan yang lahir berkaitan dengan Giro Wajib Minimum (GWM), policy rate, dan kebijakan moneter. Kemudian, Pak Ali menjabarkan latar belakangnya sebagai ekonom yang sudah bekerja dalam bidang riset dan analisis kebijakan-kebijakan moneter di Bank Indonesia selama dua puluh tahun. Selanjutnya, Pak Ali menegaskan perbedaan utama ekonomi syariah dan konvensional yang terletak pada perbedaan sumber ide, dimana ekonomi syariah berasal
dari tuhan sementara ekonomi konvensional berasal dari pemikiran manusia yang ditransmisi melalui kesepakatan. Perbedaan pondasi inilah yang membuat sistem perekonomian saat ini bergerak atas dasar individualis, hal ini dibuktikan dengan banyaknya harta yang digunakan untuk sektor non produktif demi meraih return yang luar biasa. Menurut Pak Ali, masalah pokok ekonomi adalah distribusi pendapatan kekayaan dan bagaimana memastikan harta itu berputar.

Beliau juga memberikan pesan dengan mengutip perkataan dari Ibnu Qayyim Al Jawziyah, ”Harta itu ibarat air, jika ditahan dan tidak mengalir akan menjadi keruh dan tidak bermanfaat.”

Selain itu, beliau juga mengutip perkataan Imam Al Ghazali, “Uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna.” yang berarti uang dapat merefleksikan harga semua barang.”

Tidak sampai situ saja, beliau juga membahas ruang lingkup atau sumber utama dalam konsep ekonomi Islam, yaitu Akidah yang terbagi menjadi Akhlak dan Hukum syariat. Realisasi akhlak tersalurkan melalui kegiatan infaq, shadaqah, dan wakaf yang berfungsi untuk mengoptimalkan potensi sisi permintaan dan penawaran. Kemudian, hukum syariah direalisasikan melalui halal product/conduct, zakat, pelarangan riba, pelarangan maysir. Jadi,
perbedaan lain antara ekonomi konvensional dan ekonomi syariah adalah sumber ide. Ekonomi Islam berdasarkan ketaatan, sementara ekonomi konvensional berdasarkan kesepakatan.

Kemudian, Pak Ali membahas kondisi ekonomi dan keuangan syariah terkini, salah satunya investasi. Menurut beliau, pada beberapa waktu belakangan ini, terutama di secondary market, investasi hanya sekadar ajang mencari “cuan”. Padahal, sejatinya investasi harus benar-benar memberikan value added, yaitu investasi yang dimasukkan akan menghasilkan barang dan jasa.

Beliau juga menyebutkan bahwa terdapat 3 tantangan ekonomi syariah ke depan, yang pertama adalah tantangan dalam lingkup industri syariah yang meliputi sisi produksi, ketersediaan, dan kualitas bahan baku halal. Kedua, tantangan dalam keuangan syariah dari sisi inovasi model bisnis keuangan syariah, perluasan basis investor, dan pemanfaatan digitalisasi. Kemudian yang ketiga, tantangan literasi syariah di masyarakat yang masih perlu
ditingkatkan.

Pak Ali kemudian menutup sesi dengan berpesan kepada seluruh partisipan tentang pentingnya sinergi antar generasi dalam “proyek” ini, terutama dalam peningkatan literasi syariah di masyarakat. Pak Ali yakin mahasiswa dan generasi muda lebih paham dinamika masyarakat saat ini dan lebih mampu menangkap peluang-peluang yang ada. Selanjutnya, penyerahan sertifikat oleh Syafiq Zufarulhaq, Wakil Ketua 1 IBEC FEB UI, disusul dengan foto bersama seluruh partisipan dengan Pak Ali Sakti selaku narasumber perwakilan DEKS BI.